Saturday, December 16, 2017

keBENARan itu KEJAM

tak ada kata maaf untuk sebuah pelanggaran
tak ada kata ampun untuk sebuah kesalahan
tak ada  waktu lagi bagi manusia untuk bertobat
sudah saat nya bumi ini segera kiamat

kemanakah manusia suci akan pergi
dimanakah manusia suci akan menetap
bagaimanakah nasib manusia suci
disaat hari RATU ADIL datang berdiri tegak

keadilan di tegakan dengan pedang terhunus
menagih janji hutang nyawa kepada manusia
tak ada waktu lagi untuk berbenah diri
semuanya sudah terlambat, bumi sudah kiamat

bumi baru yang masih muda dan segar
tempat untuk manusia suci yang selamat
di bumi yang penuh dengan kelimpahan
tempat manusia hidup damai dan sejahtera

kejamnya sebuah keBENARan
pedang terhunus bersimbah darah
hadiah untuk nafsu serakah
ibu bumi RATU ADIL yang kejam


Tuesday, December 12, 2017

garudaku

melayang di angkasa luas di antara  awan-awan....
membentangkan sayap, mengepak perlahan
menyenangkan... sungguh menyenangkan
desir angin bagai simphoni yang indah

tak ingin aku kembali ke bumi
aku suka terbang  bebas di  angkasa luas
bebas merdeka tak ada duka
dengan sayap yang terbentang penuh

gagah perkasa burung kesayanganku
yang selalu setia mengantar aku
kemanapun aku suka berkelana
hati terasa seluas langit biru

kepak sayap burung garudaku
membuat puting beliung di bumi
desir sayap garudaku datangkan badai
jadikan bumi porak poranda










semesta

kuajak "ider jagat" mengelilingi bumi
kuputar bumi dengan perlahan
bumi sudah terlalu kotor dan panas
harus segera dibersihkan dari segala noda

aku petik bintang-bintang di langit..
kusimpan dalam dekapan tanganku
kuraih petir yang bewarna-warni
kusimpan di balik badan bagai busur

kudekati matahari yang sedang tersenyum
kuraih kelopak matahari dan kubawa
tersenyum memandang alam semesta
bumi yang muda hijau dan biru

melayang di antara awan-awan
melebarkan sayap yang berkepak perlahan
berselancar di samudra luas
bermain di atas selembang samudara




indah dan menyenangkan

melayang dengan sayap terbentang penuh
mengepakkan sayap dengan perlahan..
indah dan menyenangkan.....
bermain di antara biru dan putihnya awan

berselancar di samudra luas....
berlari-lari mengejar gelombang
indah dan menyenangkan
bermain di atas gelombang samudara luas

tanah yang gersang, penuh debu dan kerikil
hujan, hujan turunlah segera.....
agar dapat kutanam  bunga-bunga indah
dengan wangi yang harum semerbak

dinginnya malam kelam....
berteman dengan api unggun  yang membara
indah nya malam memandang cakrawala
kuraih bintang dalam pelukan





ayah

ayah dengarlah lagu ini..............
lagu yang selalu engkau lantunkan
karena engkau datang dari negeri seberang
engkau melepas rasa rindu kampung halaman dengan lagu ini

ayah dengarkanlah lagu ini............
"jangan tanyakan aku hendak kemana?"
"jangan tanyakan kapan aku kembali".
ayah engkau telah menapaki benua dan samudra

ayah dengarkanlah lagu ini......
aku menangis pilu mengenangmu
akan aku ikuti kembali langkah  kakimu
mengembara menapaki benua dan samudra

ayah dengarkanlah lagu ini......
aku berjalan sendiri mengembara
"jangan tanyakan aku hendak kemana?"
"jangan tanyakan kapan aku kembali".

ayah aku sangat merindukanmu
akan kutapaki jalanmu, mengembara
berharap segera dapat bertemu denganmu
di suatu tempat yang abadi


mengembara

jangan tanyakan aku hendak kemana
akan aku biarkan kaki ini melangkah
membawa aku pergi entah kemana
menapaki jalur darah mengembara

jangan tanyakan aku hendak kemana
jangan tanyakan aku kapan akan kembali
biarlah aku pergi jauh mengembara
membawa hati seluas samudra

jangan tanyakan aku hendak kemana
tanpa tujuan pasti kaki ini melangkah
di tempat tak pasti akan aku jelajah
mengembara dengan hati  awan malam

jangan tanyakan aku hendak kemana
akan aku lalui semua benua dan samudara
seluas bumi akan aku kitari
bercengkarama di alam semesta

Thursday, December 7, 2017

hancur

teriak semua satwa maratan langit
iringan pasukan manusia kuda yang gagah berani
tanpa gentar menghadang musuh

Seorang putri cantik yang gagah perkasa
berkuda di depan memimpin pasukan
semua satwa yang hidup di bumi siap berperang

satwa berterimakasih kepada Sang Maha Pencipta
telah dapat hdup di bumi yang indah ini
mengapa manusia begitu rendahnya

merusak keindahan bumi anugrah Sang Maha Pencipta
mengotori bumi dengan tetes darah dan keringat
menghancurkan bumi menguras segala harta

bersiaplah wahai manusia jahat dan serakah
pengadilan akhir sedang berjalan
seluruh alam semesta turut serta  berperang

bumi yang penuh anugrah akan tetap ada
biarlah kelimpahan meliputi bumi
tempat manusia hidup dan berbakti

pergilah jauh jahat dan serakah
atau hancur oleh kekuatan alam semesta
jahat dan serakah akan terusir dari bumi ini




bumi belia

bumi yang masih belia  sedang bersolek
sedang menari,  bergoyang dan bernyanyi
bergoyang sebabkan longsor melanda dunia
bernyanyi dalam badai besar melanda dunia

menari turunkan api dari langit dalam kilat
curahkan air membersihakan bumi
bumi baru yang sedang bermegah
musnahlah segala keserakahan

bumi  baru yang masih belia sedang bersolek
membersihkan dirinya dari segala noda
jadikan bumi hijau dan biru
tempat manusia sejati hidup sejahtera

biarlah keserakahan terusir dari bumi
biarlah kejahatan terusir dari bumi
biarlah bumi baru memberi kelimpahan
kepada manusia sejati yang sadar diri



tangis

air mata mengambang dipelupuk mata
wajah tertunduk lesu tak berdaya
tak ada lagi kebanggaan akan diri
pasrah untuk apapun yang akan terjadi

jerit hati memanggil namamu GUSTI
Gusti nu maha agung nu maha luhung
tolonglah hambamu yang hina ini
yang dengan sabar menunggu panggilanmu

airmata jatuh berderai  membasahi pipi
hati menjerit tak tertahankan
Gusti nu maha  agung nu maha luhung
kapankah bila tiba saatku

derai hujan menemani tangismu
deru angin mengalunkan deritamu
api langit menghanguskan ceritamu
tanah akan terbuka menerimamu

bumi baru

ibu, jerit tangismu mengelegar ke alam semesta
membuat angin bergemuruh hebat dalam badai
gemuruh api langit berkilat bersahutan
tanah porak poranda longsor di sana - sini
air terjurah dahsyat banjir bagai telaga

ibu, tangismu maratan langit
seisi bumi ikut berteriak menggugat
rasa terimakasih semua mahluk di bumi
telah bangun dan siap bertarung
melawan keserakahan dan ketidak adilan

alam semesta bergejolak dahsyat
pengadilan yang sesungguhnya untuk bumi baru
saat Sang Hyang Pohaci menagih pati
kepada umat manusia yang hidup di bumi
sisakan manusia yang sejati

bumi telah kotor dan porak poranda
unsur alam tanah, air, udara dan api
siap membantu ibu bumi yang meradang
membersihkan bumi dari tetes darah dan keringat
untuk lenyapkan semua penumpah darah

tangis ibu

ibu, gaya mu tak segagah dahulu
rambut putih menghias kepalamu
galau hatinu tampak dimata yang sayu
termenung sendiri dengan hati yang pilu

telah banyak tahun berlalu
mengarungi lautan kehidupan fana
hidup hanyalah fatamorgana
jalani yang telah tersurat dan tersirat

ibu, hidupmu telah  engkau persembahkan
kepada keluarga yang engkau cintai
yang  tak tentu akan mencintaimu
ibu jangan lah engkau menangis

ibu, usia membuatmu tak berdaya
hidup dalam sepi sendiri sebatang kara
ibu janganlah engkau menangis
tangismu akan membanjiri  bumi

tatap mata kosong tak berdaya
menanti dengan penuh rasa tabah dan tawakal
lautan maaf telah engkau sediakan 
untuk keluarga yang engkau cintai



ibu

terimalah persembahan seorang ibu
memberikan segenap hidup dan kehidupan
hanya untuk keluarga yang di cintai
jiwa dan raga dipersembahkan setulus hati

tak ada waktu untuk mencintai diri
hidupnya tercurah untuk keluarga
tak ada waktu memanjakan diri
berjuang dan bertarung demi hidup

ibu, rambutmu telah memutih
kulit wajahmu sudah mulai keriput
tenagamu sudah jauh berkurang
raga mu telah dimakan usia

sosokmu tampak lelah dan lusuh
airmata membasahi pipi keriput
lautan maaf telah disiapkan
untuk keluarga yang dicintainya

Monday, December 4, 2017

ibu bumi

kepada ibu bumi yang selalu dinanti
seisi hutan  berteriak memanggil
telah hilang hutan di telan manusia serakah
digalinya bumi entah apa yang dicari

kepada ibu bumi yang pasti akan datang
menjadi RAtu adil bagi alam semesta
pengadilan sejati yang dinanti
bumi ini telah dirusak dan hancur

Ibu Bumi yang adil dan maha asih
kepada nya seisi bumi berteriak memohon
tempat segala mahluk berlindung
dibawah payung ibu bumi yang agung




bencana alam

pohon berlenggok ditiup angin kencang
matahari bersembunyi dibalik awan kelam
air mengalir dahsyat menerjang kesegala arah
gelombang pasang melewati bibir pantai

bencana alam melanda dunia
badai angin, air, api dan tanah
semua unsur bumi bergelora
membalas kekejaman manusia

ibu bumi telah kembali, meneliti atas yang terjadi
manusia sejati telah hilang di telan bumi
tetes darah nya menjerit memanggil ibu bumi'
atas ketidak adilan yang telah diratapnya sampai mati

bumi berputar, berputar dan diputar
amarah Ibu Bumi yang tak terperi
saksikan manusia sejati penuh derita
dalam hidup yang tak pernah tercela





lara

ayah, ibu lihatlah aku yang sedang menangis
tak ada yang menginginkan dan menyayangi
terlunta berziarah singkat di bumi fana
ayah, ibu jadikanlah pengembaraan terakhir

hidup di bumi membuat hatiku lara
surga dan dunia di dalam bumi ini
dalam genggaman tanganmu Ibu
bumi indah bercahaya dalam cahayamu ayah

ayah, ibu ajaklah  segera aku kembali
duduk tenang dalam lindunganm
mana aku dapatkan rasa damai dan bahagia
yang pernah aku rasakan saat aku kecil dulu

ayah, ibu lihatlah aku yang sedang menangis
tak ingin aku berlama-lama di dunia fana ini
dunia yang penuh tipu daya sesama
penuh dengan mahluk yang haus darah

AMARAH

air, tanah, api dan udara bergeraklah
perangilah manusia jahat dan serakah
manusia penumpah dan penghisap darah
bersihkanlah bumi ini, dari noda darah

angin bertiup kencang dalam badai
air tercurah deras membanjiri  bumi
langit benderang bertabur kilat cahaya api
tanah bergerak, berderit terjuntai

pengadilan alam semesta adakah juri
RAtu adil berjelebat dengan cahaya api
membakar-tebakar dalam cincin api
tak sanggup melihat karena ngeri

banjir, petir, longsor dan badai
bencana alam memenuhi jagat bumi
kemana akan berlari untuk menepi
tak ada tempat untuk bersembunyi

Friday, November 10, 2017

Ratu Adil Palamarta

nyanyian sendu Ibu Pertiwi menyayat hati
tangis Ibu Pertiwi daam hujan bandai dan gempa
gunung dihancurkan, hutan kayu  tebang
kemarau panjang  hilangkan ilalang

manusia telah hilang kesadaran dan ingatan
nafsu serakah  hilangkan keadilan dan kesejahteraan
Ibu Bumi datanglah segera, hunuskan pedang
berikan keadilan alam semesta kepada manusia serakah

bumi akan segera dibersihkan
dari kesesatan dan keserakahan
pedang Ibu Bumi akan membinasakan  manusia serakah
keadilan Ratu Adil Palamarta  dalam bencana dunia

alam semesta  menuntut keadilan
murka dalam badai dan halilintar
menuntut balas kepada penumpah darah
adil dan sejahtera lah di bumi yang baru

Thursday, November 9, 2017

ibu bumi

sang penguasa waktu berkuasa atas bumi
manusia hidup di dera oleh waktu
merayap di perjalanan hidup manusia
walau waktu pasti akan berlalu

bumi yang semakin kotor adalah duka
bumi yang semakin rusak adalah bencana
telah hilang keadilan dari atas bumi
telah hilang kesejahteraan dari atas bumi

jerit darah dan keringat yang membasahi bumi
ditelan oleh ketidak adilan dan hilangnya kesejahteraan
semua mahluk hidup di bumi hidup menderita
sayup terdengar oleh ibu pertiwi

ibu pertiwi, ibu bumi, ibu lemah cai
dimanakah engkau gerangan berada
bukalah pintu keadilan dan kesejahteraan
agar semua mahluk di bumi hdup berbahagia


papa

papa... ajaklah aku bersamamu
tidakkah kau melihat aku menangis
hidup sebatang kara di dunia yang kejam
dan tak seorangpun meninginkanku

papa.... ajaklah aku bersamamu
agar airmata ini tak tumpah lagi
bahagiaku saat hidup bersamamu
bermanja bahagia, tenang dan damai

papa.... ajaklah aku bersamamu
badan ini telah lelah mengalahkan sang waktu
melalui hari-hari yang membosankan
berjalan di atas sang  waktu yang pasti berlalu

papa... ajaklah aku bersamamu
di tempatmu yang abadi
biarlah raga ini kembali kepangkuan ibu pertiwi
ajaklah segera ke tempatmu berada



Thursday, November 2, 2017

Sumedang

Sumedang Larang yang sedang meradang
setelah gunung dihancurkan dan pohon ditebang
sama dengan bunyi terompet dan genderang
menang dan siap maju untuk berperang

saat tiba di Lampung di Tanjung Karang
hati betapa di Gunung Terang
Sekarang semuanya telah menantang
tak akan mundur selangkahpun untuk berperang

saat Sumedang arang telah terlarang
matahari masih bersinar dengan terang benderang
kepada Ibu Bumi yang segera datang menjelang
bangkit dan serentak siap berperang

bumi bergetar tapak kaki menantang
menanti siapa yang akan segera datang
walau yang  pasti tak pernah di undang
tapi janganlah jadi penghalang




tualang

saat tak ada tempat berteduh dan berlindung
hidup di paksa menggelandang
langkahkan kaki di dunia luas membentang
hidup sebatang kara bagai petualang

kemana kaki hendak melangkah
menuju tujuan antah berantah
tak ada lagi lagu yang sedih
tapaki kenyataan denga hati yang cerah

dunia luas tak berbatas terbentang
kaki melangkah menuju Lampung
tiba di kecamatan Tanjung Karang
betapa  penuh rasa di kelurahan Gunung Terang

Melihat cahaya matahari pagi terang benderang
mengajak hati untuk segera bertualang
nyaring bunyi terompet dan genderang
siapkan diri untuk berperang

Sunday, October 29, 2017

kemarau

biarlah kemarau panjang terus menjelang
dengan tanah yang kering kerontang
tak ada lagi hijau sawah membentang
pohon besar layu terhuyung

biarlah kemarau panjang terus menjelang
hanya sedikit peringatan dari Ibu Pertiwi
murka terhadap keserakahan
kepada para penjual negri

biarlah kemarau panjang terus menjelang
gunung di hancurkan phon di tebang
tak ada kanting untuk air tanah
manusia terlalu pintar ke blinger

biarlah kemarau panjang terus menjelang
teriak rakyat kecil tak berdaya
di dengar oleh Ibu Bumi yang sedang sendu
tanah akan menuntut balas dengan segera


jatidiri

Jatiluhur jadi bendungan, jatigede jadi bendungan
situs sejarah terkubur di tenggelamkan
leluhur dikaburkan, budaya asal tenggelam
jatidiri bangsa hanya tinggal kenangan

tidak sudi dan tidak rela..............
walau terkubur dan di tenggelamkan
leluhur SUNda nusantaRA akan tetap ada
mengadu pada Ibu Bumi dan Ratu Adil

memohon kepada sang Maha Suci Gusti nu di luhung
memohon segera agar biarlah terjadi perang
melawan tingkah manusia yang layaknya hewan
sebelum semua hakikat dan martabat manusia hancur

kepada yang Maha Suci di tempat yang luhur
tempat berada keadilan yang sejati
segelintir manusia pencari kebenaran
siap bertarung melawam ketidakadilan


Wednesday, October 25, 2017

kemarau

merekah  pecah tanah pertanian 
tak ada rumput hijau untuk makanan
tulang sapi dan kerbau terpampang jelas
dibalut kulit yang mengelayut layu

kemarau panjang  sediakan bencana
kelaparan manusia dan hewan
tak ada lagi hijau rumput dan tanaman
tanah mengering merenggang pecah-pecah

telah sia-sia musim hujan yang lalu
air mengalir deras tak ada yang tertahan akar dan daun
karena hutan telah dipaksa gundul
oleh segelintir manusia serakah

matahari menyeringai terik kejam
habiskan sisa air di permukaan tanah
di saat kemarau harapkan hujan
di saat hujan harapkan kemarau

kemarau enggan berlalu
hujan tak ingin kunjung datang
membiarkan tanah tanah tandus merana
disaat harmoni alam entah pergi kemana

Monday, October 23, 2017

tugas

saat usia bertambah dan ditambah
tugas harus segera dilaksanakan
walau darah harus tertumpah
demi adil palamarta di bumi ini

pengadilan alam semesta yang adil palamarta
siap siaga pasukan alam semesta
tangis ibu saksikan darah tersimbah di bumi
telah rusak tatanan hidup dan kehidupan

darah tersimbah di bawah merah putih
putih tulang manusia dengan darah merah
seharusny manusia hidup di bumi dengan sejahtera
sejahtera telah terampas oleh  serakah

putih tulang dan merah darah
harus berkibar di jagat raya
agar manusia dapat hidup sejahtera
tunaikan ziarah fana untuk dapat kembali


perjalanan...

manusia berjalan di bumi fana
jiwa masa lampau  dalam raga baru
gagah dan berani menapaki bumi
saksikan kehancuran dunia

telah tiba saatnya untuk bebenah
membersihkan segala kotoran yang ada
mengadili dengan adil palamarta
membela yang terinjak dan terhina

milenium telah terlampaui
mencari  dan terus mencari
ibu bumi yang sedang berkelana di alam semesta
menanti hangatnya pelukan ibu sejati

alam semesta bersuka ria
meyambut ibu buni yag telah kembali
pasukan alam semesta siap berjaga
membantu ibu membersihkan jagat raya


Ibu ksatria

melangkah juntai wahai ibu.....
bermahkotakan bintang hadiah Hyang Sangkuriang
mengenggam bola api hadiah Hyang Saka Domas
memegang golok Dewa Cina
menggantung di punggung pedang Williak Wallace
menggantung di pinggang pedang Sinbad

wahai ibu.....
langkah juntaimu langkah ksatria sejati
gerai rambutmu menari tertiup angin
tapak kakimu di bumi ini selalu di nanti 
menyapu bersih semua kotoran
yang telah melekat kepada manusia yang telah lupa

wahai ibu.......
wajah sendu tampak di raut wajahmu
senyum mu ibu selalu kami harapkan
agar kami tenang dalam dekapmu
menikmati cahaya surya  dengan sejahtera
bernafas lega  berziarah di bumi

wahai ibu.....
telah kau bangkitkan alam semesta ini
siap membersihkan semua kotoran di bumi
pasukan alam semesta telah berjaga
hutang nyawa dan darah harus di bayar
pengadilan RATU ADIL PALAMARTA alam semesta




Wednesday, October 18, 2017

bosan

hidup sangat membosankan
hari berganti hari tanpa arti
di telan sang penguasa waktu
adakah hari indah akan berlalu

bosan sangat membosankan
melalui sang penguasa waktu
untuk waktu yang tak menentu
tawa sang penguasa waktu

bumi ini adalah hanya pijakan sesaat
penuh dengan deritadan sengsara
tempat ziarah manusia fana
hidup di era maya tanpa waktu

sang penguasa waktu tertawa
dalam angan palsu era maya
penjara manusia oleh sang penguasa waktu
di bumi fana yang membosankan

Sunday, October 15, 2017

DOA IBU.....

TUHAN maha suci  di  tempat luhung
beri kami kekuatan jalani hidup di bumi
dunia yang penuh liku hudup
dalam suka duka, haus dan dan dahaga

TUHAN maha suci di tempat yang mulia
anugrah kemurahan MU selalu kami harapkan
agar semua mahluk di bumi dapat hidup bahagia
memiliki waktu untuk bersujud dan menyembah

TUHAN maha suci di tempat yang  kekal
berilah rahmatMU untuk segala mahluk
agar semua mahluk bersuka ria memujiMU
dalam ziarah fana di bumi yang penuh nista

TUHAN maha suci maha esa
hanya kepadaMU semua mahluk layak menyembah
memohon segala berkat dan anugrah
agar semua mahluk hidup berbahagia

Saturday, April 29, 2017

anugrah dan bencana

keadilan penuh dengan misteri
manusia hidup anugrah dan bencana
bersyukurlah untuk sebuah anugrah
dan bersyukurlah untuk sebuah bencana

dalam anugrah ada bencana
dalam bencana ada anugrah
merenunglah sejenak..........
berkomunikasilah dengan jiwa

segalanya dimiliki manusia hanya sesaat
ziarah singkat manusia di bumi fana ini
capailah kekayaan yang hakiki
mengerti akan hakikat kemanusiaan

kekayaan manusia adalah pengertiannya
manusia bijaksana yang kaya hati
memiliki hati seluas laut dan langit biru
lautan yang bersih memantulkan cakrawala

Friday, April 28, 2017

bencana

ranting pohon jengkol di belakang rumah bergemuruh
angin kencang mengajak pohon-pohon ber rock n roll
suara ribut  daun  dan ranting yang bergoyang
halilintar menambah kemeriahan pesta alam

terhenyak dalam diam yang terasa mencekam
menangkap isyarat alam semesta
bencana gempa di manakah gerangan
angin membisikan kemarahan nya

ranting pohon bergerak lebih hebat
di susul hujan deras  disertai gumpalan es
mengharu biru amarah alam semesta
yang terkoyak oleh manusia serakah

bencana alam hanya peringatan dini
agar manusia sadar untuk dapat hidup harmonis
bersanding dengan alam tempat bumi di pijak
hidup bersama untuk saling memberi manfaat

berani

asahlah kejujuran dalam hati, jujur terhadap diri sendiri
diri sendirilah lawan yang sukar di taklukan
kejujuran yang tajam akan membuat hati cemerlang
berani menghadapi hidup dengan pedang kejujuran

hidup adalah tantangan yang harus di kalahkan
kalahkanlah dengan pedang kejujuran
jadi manusia yang memiliki harkat dan martabat
mengerti akan hakikat sebagai manusia

selempangkanlah selalu pedang kejujuran
untuk bertarung dalam hidup yang benar
ada saat mengalah dan tidak kalah
menjunjung prinsip hidup itu yang utama

jangan mengadaikan harga diri
yang akan hilangkan harkat dan martabat
tanpa hakikat manusia  tak memiliki makna
yang tak dapat membayar hutang nafas 

Thursday, April 27, 2017

meong......

meooong... ratap memilukan sang induk
buah hati yang terampas dari puting susu
masuk ke dalam karung pembuangan
tak berdaya, tak berdaya... meooongg

meoong...ratapan induk kucing menyayat hati
mencari anak nya keseluruh sudit bumi
yang terenggut dari puting susunya
nestapa ....meoong... meooongg.......

tabahlah wahai  hanya seekor binatang
yang di pandang sebelah mata manusia
yang telah lupa akan nafas mahluk hidup
nyawa yang terkandung dalam mahluk hidup

meooong..... ratapan sedih induk kucing
yang tak sempat bercanda dengan anaknya
yang direnggut dari puting susunya
masuk kedalam karung pembuangan

bila

bila menjadi batu apakah yang akan dilakukan
bila menjadi tanaman apakah yang  akan dilakukan
bila menjadi binatang apakah yang akan dilakukan
bila menjadi manusia berpikir bila menjadi mahluk lain

kebijaksanaan manusia lahir dari mata hati yang terbuka
mata hati yang mau melihat cakrawala luas
mata hati seluas langit biru sedalam samudra
mengerti akan hakikat sebagai manusia

kebijaksanaan manusia hadir dalam diri
bila berkaca ke dalam diri sendiri
apa yang dilakukan akan diterima
entah kapan dalam misteri waktu

silih hidup manusia bijaksana
pakaian tergambar dalam jatidiri
siapakah manusia yang sesungguhnya
ziarah fana akan cepat sirna bagai fatamorgana




diharapkan

apa yang diharapkan hidup sebatang pohon
apa yang diharapkan  hidup seekor binatang
apa yang diharapkan hidup  seisi bumi ini
apa yang diharapkan hidup manusia di bumi ini

tumbuhan hidup berharap manfaat untuk manusia
bintang hidup untuk manfaat bagi manusia
alam semesta hidup memberi manfaat untuk manusia
manusia hidup memberi manfaat kepada alam semesta

sungguh tidak adil bagi seisi alam ini
bila manusia hidup hanya memanfaatkan manusia
jadilah manusia bijak, manusia yang memiliki martabat
manusia yang mengetahui hakikat sebagai manusia

hidup harmonis dengan semesta alam
saling menjaga dan memberi manfaat
kepada tanaman yang tumbuh dan kepada binatang yang hidup
kita tak akan pernah tahu menjadi apa di kehidupan selanjutnya

alam

memilah dan berkilah untuk bertahan hidup
telah tersirat dalam suratan takdir di jagat
tercatat dalam kelip cahaya bintang di langit
pentangkan tangan pandanglah cakrawala

tawa lebar matahari di pagi hari yang cerah
di sambut tangis bumi dalam derasnya hujan
angin berteriak dalam angin puting beliung
bumi  menari  gempa mengguncang

harmoni hidup alam semesta
daratan berguncang oleh  gempa
di udara angin puting beliung berhembus
di laut gelombang badai siap menerjang

dimanakah manusia dapat bersembunyi
bila alam menggumbar amarah
gunung berapi di darat dan di laut
siap mengadili dengan letusan dahyat

lakon

telah banyak warna lakon hidup dijalani
derita, bersambung derita  tak berujung
hidup penuh tipu daya dan muslihat
walau hanya memiliki sekedar niat baik

telah banyak warna lakon hidup dijalani
musim cepat berganti dan berlalu
kepala tertunduk lesu oleh nestapa
biarlah sisa hidup ini bertapa

lakon hidup harus tetap dijalankan
suka dan tidak suka segalnya telah tersirat
dalam suratan takdir yang tertulis pada bintang
yang bercerita di saat malam kelam

lakon hidup akan berakhir
bila bintang telah membisu
nafaspun akan terhenti
memanggil jiwa untuk kembali

induk kucing

suara meong induk kucing menyayat hati
mencari anak yang setiap saat disusuinya
hati menjerit tak mampu bebuat apapun
melihat diri hanya seorang asing

induk kucing menangis sepanjang malam
mencari anak-anak nya yang hilang
alam terdiam mendengar ratapan induk kucing
bulan menyaksikan sambil menangis

ratapan induk kucing tak berhenti
saat pagi menjelang, di bawah sinar mentari
pasrahlah induk kucing, nyawa telah dipertaruhkan
tak ada yang pernah tahu bagaimana nasib nya kelak

semua mahluk di bumi ini harus berkorban
perasaan haru biru bendunglah
lapangkanlah hati seluas langit biru
hidup di dunia ini penuh derita

Wednesday, April 26, 2017

petani

petani hanya tinggal kenangan
hanya buruh tani yang bekerja di ladang
menggarap tanah yang bukan milik
demi sepiring nasi penyambung hidup

petani hanya tinggal kenangan
tanah ladang dan sawah habis tergadai
demi meraih cita-cita dalam angan
pendidikan  anak untuk menciptakan buruh

petani hanya tinggal kenangan
tak akan dapat menjual hasil kebun dan ladang
sereh, kunyit, jahe, ketumbar dan kemiri
tak dikenal lagi oleh kaum ibu muda

bumbu racik tersedia dengan mudah dan murah
membunuh hasil usaha rakyat petani
tak ada pilihan hanya dapat menjadi buruh
tanah sepetah tergadai demi pendidikan budak





musim

jangan harapkan  musim berganti
alam semesta telah di modifikasi
dengan perhitungan yang pasti
perubahan alam semesta telah di teliti

jangan harapkan musim berganti
semua nya adalah perhitungan untung dan rugi
demi menumpuk harta dan materi
memperkosa alam dengan ilmu pasti

jangan harapkan musim berganti
belalang telah mati dan diganti
tikuspun sudah tak ada lagi
banyak mahluk telah di basmi

manusia hanya mengukur segala dalam materi
walau harus memberantas hama sampai mati
hanya demi keuntungan tak ada kata peduli
untuk semua nafas mahluk hidup di bumi

malam

tenggelam dalam malam kelam
hening bening senandung syahdu  sabda alam
membawa angan pada relung hati terdalam
dalam jerit sebuah rindu yang mencekam

hati tersayat hancur terhujam
geliat hidup yang mencengkram
pancarkan cahaya kelam kepada alam
membuat mata tak dapat terpejam

arti sebuah rindu yang sangat mendalam
angan indahnya pada masa silam
walau berakhir dalam kelam
merangkai kenangan jiwa tersulam

malam kelam semakin mencekam
membawa kerinduan semakin mendalam
kenangan indah akan masa silam
jadikan hidup semakin tenggelam



bangun

jangankan tengadah, menatap langit
memandang ke depan pun tak sanggup
terpuruk oleh derita yang silih berganti
terkapar bangun dan kembali terkapar

bangun dan bangun lagi dan berlari
mencapai puncak kehidupan yang sejati
mendapatkan arti nilai manusia yang hakiki
manusia yang memilik harkat dan martabat

jangan tengadah menatap langit
capailah langit dengan hati
tulislah kisah hidup dalam bintang
simpanlah cahaya matahari dalam hati

terbanglah jelajahi jagat raya
temukanlah cahaya asal yang sejati
agar dapat istirahat sejenak
sebelum menulis berkisah kembali







INDONESIA

luhur agung ibu bumi, ibu lemah cai, ibu pertiwi
permata khatulistiwa bumi nusantara
tempat berkibar sang saka merah putih
jajaran pulau Indonesia jaya sakti

dilengkapi permata indah warna warni
jajaran gunung  berapi menghias nusantara
tempat subur hutan tropis dengan segala satwa
tempat bertarung manusia seluruh negri

cantiknya ibu pertiwi memikat hati
seluruh negri di jagat raya
tipu daya penuh daya pikat
membuat rakyat bumi pertiwi terbuai

bagai ayam mati di lumbung padi
rakyat menderita di atas kekayaan  sejati
tangis ibu pertiwi menyayat hati
ulah segelintir pejabat yang hilang hati









Friday, April 21, 2017

RATU ADIL PALAMARTA

tangis Ibu pertiwi yang menyayat hati
berteriak lantang memanggil Ratu Adil Palamarta
walau bumi ini telah tergadai tunai
oleh koruptor penjual negri yang loba

bangkitlah Ratu Adil Palamarta
berteriak lantang kepada alam semesta
bencana yang datang karena nista
terperangkap jerat serakah ulah manusia

senyum Ratu Adil Palamarta
era maya yang penuh fatamorgana
telah membuat manusia menjadi lupa
bumi ini hanya tempat ziarah singkat manusia

Ratu Adil Palamarta akan datang menghitung
untuk tiap tetes darah dan keringat rakyat yang tercurah
di tuntut balas  di pengadilan akhir ziarah
bumi ini akan tetap ada, kokoh dan luhung







INDONESIA

berjajar pulau di garis lintang khatulistiwa
tempat Pajajaran Purba dalam mitos dan legenda
tempat berdiri negara Indonesia Raya
dalam semangat kesaktian PANCASILA

berjajar pulau di garis lintang khatulistiwa
kaya dan luhur akan ragam kultur budaya
bernaung dalam BHINEKA TUNGGAL IKA
satu suara dalam SUMPAH PEMUDA

berjajar pulau di garis lintang khatulistiwa
negri impian yang  indah permai dan kaya
pulau-pulau terhampar di samudra raya
darat, laut dan udara di jaga tentara dirgantara

berjajar pulau di garis lintang khatulistiwa
karunia agung pencipta alam semesta
bumi parahyangan tempat dewi dan dewa
tempat bersemai  ajaran TRI MULIA



Catatan:
TRI MULIA  adalah  SILIH ASIH SILIH ASAH _ SILIH ASUH






ibu pertiiwi

sayup terdengar tangis Ibu Pertiwi menyayat hati
mendengar teriakan darah patriot sejati
yang tak rela mati karena ulah penjual negri
lakukan korupsi demi seonggok materi

sayup terdengar tangis Ibu Pertiwi menyayat hati
menyaksikan luka jiwa, hati patriot sejati
ulah segelintir koruptor yang telah menggadaikan negri
yang rela mengorbankan darah rakyat pemilik negri

sayup terdengar tangis Ibu Pertiwi menyayat hati
berteriak kencang memanggil Ratu adil palamarta
untuk segera menuntut balas darah penjual negri
untuk segera pergi dan tak mengotori bumi pertiwi

sayup terdengar tangis Ibu Pertiwi menyayat hati
Ratu Adil Palamarta berkata kepada alam semesta
keadilan untuk bumi pertiwi yang telah ternoda
Adil palamarta untuk darah patriot sejati












INDONESIA

berjajar pulau di garis lintang khatulistiwa
tempat legenda nusantara Pajajaran purba
sakti, jaya mengarungi samudra raya
Indonesia bumi pertiwi nan kaya

hutan gunung  dan hamparan samudra
tempat bersatu suku, ras dan budaya
Bhineka Tunggal Ika kekayaan budaya dalam jiwa
dipayungi semangat KESAKTIAN PANCASILA

Indonesia berkibar dalam warna Merah dan Putih
tanah tumpah darah patriot bangsa sejati
beristirahat dalam hangatnya pelukan Ibu Pertiwi
terbaring tentram di bumi yang cinta damai

leluhur bangsa maritim INDONESIA SAKTI
mengarungi samudra raya menerjang gelombang
menghatam badai dengan gagah perkasa
demi INDONESIA yang akan selalu JAYA



Thursday, April 20, 2017

seruling gembala

seruling gembala tak terdengar lagi
seruling gembala telah hilang musnah
harga sapi dan kerbau sangat mahal
gembala  tak sanggup untuk memiliki

bantuan pemerintah satu sapi untuk beramai-ramai
membuat sapi menjadi bingung
kepada siapa ia hendak bertuan
mereka hanya memberi rumput tanpa hati

kerbau dan sapi yang sedang bingung
tak pernah lagi mendengar seruling gembala
kerbau dan sapi yang sedang resah
hanya menanti waktu masuk pejagalan

kerbau dan sapi yang merindukan seruling gembala
sadar bahwa dunia ini telah berubah
binatang hanya satuan harga dalam rupiah
nyawa dan nafas hanya waktu untuk uang


tangis ibu pertiwi

mata menatap dengan nanar dan liar
amarah terpendam dalam sanubari
saksikan tangis ibu pertiwi menyayat hati
diperkosa dengan rakus dan serakah
hutan gunung dan isi perut bumi
dijarah kasar dengan  tipu daya

hati berteriak kepada alam semesta
bangkitlah ratu adil membela negri
cinta yang hancur oleh kehancuran
lepaskanlah segala amarahmu wahai bumi pertiwi
bangkitkanlah ratu adil untuk membela negri
yang telah tergadai oleh manusia kotor

wahai gunung-gunung yang masih menjulang
mengapa kau tahan derita yang dialami
tubuhmu, di hancurkan, hiasanmu di tumbangkan
bebatuanmu diangkut dan di pindahkan
airmu dirampas oleh hak perusahaan
tidakkah keringatmu mengucur oleh cahaya matahari

alam semesta, bumi pertiwi yang sedang menangis
tangis ibu pertiwi menaikan gelombang samudra
karamkan kapal penjarah negri
awan-awan akankah turut serta
bersama ratu adil yang telah bangkit
terbangun oleh jerit tangis ibu pertiwi




NKRI harga mati

bangkitlah ratu adil untuk negri
teriak darah pejuang dari dalam  bumi pertiwi
NKRI terpatri dengan harga mati
berjuang untuk merdeka yang hakiki

dalang elite bersorak gembira dan menari
berhasil membeli manusia penjual negri
oleh iming-iming segelintir harta benda materi
menempatkan pemimpin boneka tak berarti

dalang elite bersorak gembira dan menari
mengadu domba rakyat yang tak mengerti
harapkan kehancuran tanpa nurani
penuh tipuan yang menyilaukan hati

dalang elite bersorak gembira dan menari
permainan kotor para koruptor penjual negri
negri kaya, indah permai telah tergadai
darah dan keringat rakyat mengucur untuk negri

tangis ibu pertiwi yang menyayat hati
darah para pejuang menjadi tak berarti
rakyat dihibur pertunjukan demokrasi
oleh konstitusi yang telah mati