Friday, November 10, 2017

Ratu Adil Palamarta

nyanyian sendu Ibu Pertiwi menyayat hati
tangis Ibu Pertiwi daam hujan bandai dan gempa
gunung dihancurkan, hutan kayu  tebang
kemarau panjang  hilangkan ilalang

manusia telah hilang kesadaran dan ingatan
nafsu serakah  hilangkan keadilan dan kesejahteraan
Ibu Bumi datanglah segera, hunuskan pedang
berikan keadilan alam semesta kepada manusia serakah

bumi akan segera dibersihkan
dari kesesatan dan keserakahan
pedang Ibu Bumi akan membinasakan  manusia serakah
keadilan Ratu Adil Palamarta  dalam bencana dunia

alam semesta  menuntut keadilan
murka dalam badai dan halilintar
menuntut balas kepada penumpah darah
adil dan sejahtera lah di bumi yang baru

Thursday, November 9, 2017

ibu bumi

sang penguasa waktu berkuasa atas bumi
manusia hidup di dera oleh waktu
merayap di perjalanan hidup manusia
walau waktu pasti akan berlalu

bumi yang semakin kotor adalah duka
bumi yang semakin rusak adalah bencana
telah hilang keadilan dari atas bumi
telah hilang kesejahteraan dari atas bumi

jerit darah dan keringat yang membasahi bumi
ditelan oleh ketidak adilan dan hilangnya kesejahteraan
semua mahluk hidup di bumi hidup menderita
sayup terdengar oleh ibu pertiwi

ibu pertiwi, ibu bumi, ibu lemah cai
dimanakah engkau gerangan berada
bukalah pintu keadilan dan kesejahteraan
agar semua mahluk di bumi hdup berbahagia


papa

papa... ajaklah aku bersamamu
tidakkah kau melihat aku menangis
hidup sebatang kara di dunia yang kejam
dan tak seorangpun meninginkanku

papa.... ajaklah aku bersamamu
agar airmata ini tak tumpah lagi
bahagiaku saat hidup bersamamu
bermanja bahagia, tenang dan damai

papa.... ajaklah aku bersamamu
badan ini telah lelah mengalahkan sang waktu
melalui hari-hari yang membosankan
berjalan di atas sang  waktu yang pasti berlalu

papa... ajaklah aku bersamamu
di tempatmu yang abadi
biarlah raga ini kembali kepangkuan ibu pertiwi
ajaklah segera ke tempatmu berada



Thursday, November 2, 2017

Sumedang

Sumedang Larang yang sedang meradang
setelah gunung dihancurkan dan pohon ditebang
sama dengan bunyi terompet dan genderang
menang dan siap maju untuk berperang

saat tiba di Lampung di Tanjung Karang
hati betapa di Gunung Terang
Sekarang semuanya telah menantang
tak akan mundur selangkahpun untuk berperang

saat Sumedang arang telah terlarang
matahari masih bersinar dengan terang benderang
kepada Ibu Bumi yang segera datang menjelang
bangkit dan serentak siap berperang

bumi bergetar tapak kaki menantang
menanti siapa yang akan segera datang
walau yang  pasti tak pernah di undang
tapi janganlah jadi penghalang




tualang

saat tak ada tempat berteduh dan berlindung
hidup di paksa menggelandang
langkahkan kaki di dunia luas membentang
hidup sebatang kara bagai petualang

kemana kaki hendak melangkah
menuju tujuan antah berantah
tak ada lagi lagu yang sedih
tapaki kenyataan denga hati yang cerah

dunia luas tak berbatas terbentang
kaki melangkah menuju Lampung
tiba di kecamatan Tanjung Karang
betapa  penuh rasa di kelurahan Gunung Terang

Melihat cahaya matahari pagi terang benderang
mengajak hati untuk segera bertualang
nyaring bunyi terompet dan genderang
siapkan diri untuk berperang