Saturday, December 16, 2017

keBENARan itu KEJAM

tak ada kata maaf untuk sebuah pelanggaran
tak ada kata ampun untuk sebuah kesalahan
tak ada  waktu lagi bagi manusia untuk bertobat
sudah saat nya bumi ini segera kiamat

kemanakah manusia suci akan pergi
dimanakah manusia suci akan menetap
bagaimanakah nasib manusia suci
disaat hari RATU ADIL datang berdiri tegak

keadilan di tegakan dengan pedang terhunus
menagih janji hutang nyawa kepada manusia
tak ada waktu lagi untuk berbenah diri
semuanya sudah terlambat, bumi sudah kiamat

bumi baru yang masih muda dan segar
tempat untuk manusia suci yang selamat
di bumi yang penuh dengan kelimpahan
tempat manusia hidup damai dan sejahtera

kejamnya sebuah keBENARan
pedang terhunus bersimbah darah
hadiah untuk nafsu serakah
ibu bumi RATU ADIL yang kejam


Tuesday, December 12, 2017

garudaku

melayang di angkasa luas di antara  awan-awan....
membentangkan sayap, mengepak perlahan
menyenangkan... sungguh menyenangkan
desir angin bagai simphoni yang indah

tak ingin aku kembali ke bumi
aku suka terbang  bebas di  angkasa luas
bebas merdeka tak ada duka
dengan sayap yang terbentang penuh

gagah perkasa burung kesayanganku
yang selalu setia mengantar aku
kemanapun aku suka berkelana
hati terasa seluas langit biru

kepak sayap burung garudaku
membuat puting beliung di bumi
desir sayap garudaku datangkan badai
jadikan bumi porak poranda










semesta

kuajak "ider jagat" mengelilingi bumi
kuputar bumi dengan perlahan
bumi sudah terlalu kotor dan panas
harus segera dibersihkan dari segala noda

aku petik bintang-bintang di langit..
kusimpan dalam dekapan tanganku
kuraih petir yang bewarna-warni
kusimpan di balik badan bagai busur

kudekati matahari yang sedang tersenyum
kuraih kelopak matahari dan kubawa
tersenyum memandang alam semesta
bumi yang muda hijau dan biru

melayang di antara awan-awan
melebarkan sayap yang berkepak perlahan
berselancar di samudra luas
bermain di atas selembang samudara




indah dan menyenangkan

melayang dengan sayap terbentang penuh
mengepakkan sayap dengan perlahan..
indah dan menyenangkan.....
bermain di antara biru dan putihnya awan

berselancar di samudra luas....
berlari-lari mengejar gelombang
indah dan menyenangkan
bermain di atas gelombang samudara luas

tanah yang gersang, penuh debu dan kerikil
hujan, hujan turunlah segera.....
agar dapat kutanam  bunga-bunga indah
dengan wangi yang harum semerbak

dinginnya malam kelam....
berteman dengan api unggun  yang membara
indah nya malam memandang cakrawala
kuraih bintang dalam pelukan





ayah

ayah dengarlah lagu ini..............
lagu yang selalu engkau lantunkan
karena engkau datang dari negeri seberang
engkau melepas rasa rindu kampung halaman dengan lagu ini

ayah dengarkanlah lagu ini............
"jangan tanyakan aku hendak kemana?"
"jangan tanyakan kapan aku kembali".
ayah engkau telah menapaki benua dan samudra

ayah dengarkanlah lagu ini......
aku menangis pilu mengenangmu
akan aku ikuti kembali langkah  kakimu
mengembara menapaki benua dan samudra

ayah dengarkanlah lagu ini......
aku berjalan sendiri mengembara
"jangan tanyakan aku hendak kemana?"
"jangan tanyakan kapan aku kembali".

ayah aku sangat merindukanmu
akan kutapaki jalanmu, mengembara
berharap segera dapat bertemu denganmu
di suatu tempat yang abadi


mengembara

jangan tanyakan aku hendak kemana
akan aku biarkan kaki ini melangkah
membawa aku pergi entah kemana
menapaki jalur darah mengembara

jangan tanyakan aku hendak kemana
jangan tanyakan aku kapan akan kembali
biarlah aku pergi jauh mengembara
membawa hati seluas samudra

jangan tanyakan aku hendak kemana
tanpa tujuan pasti kaki ini melangkah
di tempat tak pasti akan aku jelajah
mengembara dengan hati  awan malam

jangan tanyakan aku hendak kemana
akan aku lalui semua benua dan samudara
seluas bumi akan aku kitari
bercengkarama di alam semesta

Thursday, December 7, 2017

hancur

teriak semua satwa maratan langit
iringan pasukan manusia kuda yang gagah berani
tanpa gentar menghadang musuh

Seorang putri cantik yang gagah perkasa
berkuda di depan memimpin pasukan
semua satwa yang hidup di bumi siap berperang

satwa berterimakasih kepada Sang Maha Pencipta
telah dapat hdup di bumi yang indah ini
mengapa manusia begitu rendahnya

merusak keindahan bumi anugrah Sang Maha Pencipta
mengotori bumi dengan tetes darah dan keringat
menghancurkan bumi menguras segala harta

bersiaplah wahai manusia jahat dan serakah
pengadilan akhir sedang berjalan
seluruh alam semesta turut serta  berperang

bumi yang penuh anugrah akan tetap ada
biarlah kelimpahan meliputi bumi
tempat manusia hidup dan berbakti

pergilah jauh jahat dan serakah
atau hancur oleh kekuatan alam semesta
jahat dan serakah akan terusir dari bumi ini




bumi belia

bumi yang masih belia  sedang bersolek
sedang menari,  bergoyang dan bernyanyi
bergoyang sebabkan longsor melanda dunia
bernyanyi dalam badai besar melanda dunia

menari turunkan api dari langit dalam kilat
curahkan air membersihakan bumi
bumi baru yang sedang bermegah
musnahlah segala keserakahan

bumi  baru yang masih belia sedang bersolek
membersihkan dirinya dari segala noda
jadikan bumi hijau dan biru
tempat manusia sejati hidup sejahtera

biarlah keserakahan terusir dari bumi
biarlah kejahatan terusir dari bumi
biarlah bumi baru memberi kelimpahan
kepada manusia sejati yang sadar diri



tangis

air mata mengambang dipelupuk mata
wajah tertunduk lesu tak berdaya
tak ada lagi kebanggaan akan diri
pasrah untuk apapun yang akan terjadi

jerit hati memanggil namamu GUSTI
Gusti nu maha agung nu maha luhung
tolonglah hambamu yang hina ini
yang dengan sabar menunggu panggilanmu

airmata jatuh berderai  membasahi pipi
hati menjerit tak tertahankan
Gusti nu maha  agung nu maha luhung
kapankah bila tiba saatku

derai hujan menemani tangismu
deru angin mengalunkan deritamu
api langit menghanguskan ceritamu
tanah akan terbuka menerimamu

bumi baru

ibu, jerit tangismu mengelegar ke alam semesta
membuat angin bergemuruh hebat dalam badai
gemuruh api langit berkilat bersahutan
tanah porak poranda longsor di sana - sini
air terjurah dahsyat banjir bagai telaga

ibu, tangismu maratan langit
seisi bumi ikut berteriak menggugat
rasa terimakasih semua mahluk di bumi
telah bangun dan siap bertarung
melawan keserakahan dan ketidak adilan

alam semesta bergejolak dahsyat
pengadilan yang sesungguhnya untuk bumi baru
saat Sang Hyang Pohaci menagih pati
kepada umat manusia yang hidup di bumi
sisakan manusia yang sejati

bumi telah kotor dan porak poranda
unsur alam tanah, air, udara dan api
siap membantu ibu bumi yang meradang
membersihkan bumi dari tetes darah dan keringat
untuk lenyapkan semua penumpah darah