Thursday, December 7, 2017

tangis ibu

ibu, gaya mu tak segagah dahulu
rambut putih menghias kepalamu
galau hatinu tampak dimata yang sayu
termenung sendiri dengan hati yang pilu

telah banyak tahun berlalu
mengarungi lautan kehidupan fana
hidup hanyalah fatamorgana
jalani yang telah tersurat dan tersirat

ibu, hidupmu telah  engkau persembahkan
kepada keluarga yang engkau cintai
yang  tak tentu akan mencintaimu
ibu jangan lah engkau menangis

ibu, usia membuatmu tak berdaya
hidup dalam sepi sendiri sebatang kara
ibu janganlah engkau menangis
tangismu akan membanjiri  bumi

tatap mata kosong tak berdaya
menanti dengan penuh rasa tabah dan tawakal
lautan maaf telah engkau sediakan 
untuk keluarga yang engkau cintai



ibu

terimalah persembahan seorang ibu
memberikan segenap hidup dan kehidupan
hanya untuk keluarga yang di cintai
jiwa dan raga dipersembahkan setulus hati

tak ada waktu untuk mencintai diri
hidupnya tercurah untuk keluarga
tak ada waktu memanjakan diri
berjuang dan bertarung demi hidup

ibu, rambutmu telah memutih
kulit wajahmu sudah mulai keriput
tenagamu sudah jauh berkurang
raga mu telah dimakan usia

sosokmu tampak lelah dan lusuh
airmata membasahi pipi keriput
lautan maaf telah disiapkan
untuk keluarga yang dicintainya

Monday, December 4, 2017

ibu bumi

kepada ibu bumi yang selalu dinanti
seisi hutan  berteriak memanggil
telah hilang hutan di telan manusia serakah
digalinya bumi entah apa yang dicari

kepada ibu bumi yang pasti akan datang
menjadi RAtu adil bagi alam semesta
pengadilan sejati yang dinanti
bumi ini telah dirusak dan hancur

Ibu Bumi yang adil dan maha asih
kepada nya seisi bumi berteriak memohon
tempat segala mahluk berlindung
dibawah payung ibu bumi yang agung




bencana alam

pohon berlenggok ditiup angin kencang
matahari bersembunyi dibalik awan kelam
air mengalir dahsyat menerjang kesegala arah
gelombang pasang melewati bibir pantai

bencana alam melanda dunia
badai angin, air, api dan tanah
semua unsur bumi bergelora
membalas kekejaman manusia

ibu bumi telah kembali, meneliti atas yang terjadi
manusia sejati telah hilang di telan bumi
tetes darah nya menjerit memanggil ibu bumi'
atas ketidak adilan yang telah diratapnya sampai mati

bumi berputar, berputar dan diputar
amarah Ibu Bumi yang tak terperi
saksikan manusia sejati penuh derita
dalam hidup yang tak pernah tercela





lara

ayah, ibu lihatlah aku yang sedang menangis
tak ada yang menginginkan dan menyayangi
terlunta berziarah singkat di bumi fana
ayah, ibu jadikanlah pengembaraan terakhir

hidup di bumi membuat hatiku lara
surga dan dunia di dalam bumi ini
dalam genggaman tanganmu Ibu
bumi indah bercahaya dalam cahayamu ayah

ayah, ibu ajaklah  segera aku kembali
duduk tenang dalam lindunganm
mana aku dapatkan rasa damai dan bahagia
yang pernah aku rasakan saat aku kecil dulu

ayah, ibu lihatlah aku yang sedang menangis
tak ingin aku berlama-lama di dunia fana ini
dunia yang penuh tipu daya sesama
penuh dengan mahluk yang haus darah

AMARAH

air, tanah, api dan udara bergeraklah
perangilah manusia jahat dan serakah
manusia penumpah dan penghisap darah
bersihkanlah bumi ini, dari noda darah

angin bertiup kencang dalam badai
air tercurah deras membanjiri  bumi
langit benderang bertabur kilat cahaya api
tanah bergerak, berderit terjuntai

pengadilan alam semesta adakah juri
RAtu adil berjelebat dengan cahaya api
membakar-tebakar dalam cincin api
tak sanggup melihat karena ngeri

banjir, petir, longsor dan badai
bencana alam memenuhi jagat bumi
kemana akan berlari untuk menepi
tak ada tempat untuk bersembunyi

Friday, November 10, 2017

Ratu Adil Palamarta

nyanyian sendu Ibu Pertiwi menyayat hati
tangis Ibu Pertiwi daam hujan bandai dan gempa
gunung dihancurkan, hutan kayu  tebang
kemarau panjang  hilangkan ilalang

manusia telah hilang kesadaran dan ingatan
nafsu serakah  hilangkan keadilan dan kesejahteraan
Ibu Bumi datanglah segera, hunuskan pedang
berikan keadilan alam semesta kepada manusia serakah

bumi akan segera dibersihkan
dari kesesatan dan keserakahan
pedang Ibu Bumi akan membinasakan  manusia serakah
keadilan Ratu Adil Palamarta  dalam bencana dunia

alam semesta  menuntut keadilan
murka dalam badai dan halilintar
menuntut balas kepada penumpah darah
adil dan sejahtera lah di bumi yang baru

Thursday, November 9, 2017

ibu bumi

sang penguasa waktu berkuasa atas bumi
manusia hidup di dera oleh waktu
merayap di perjalanan hidup manusia
walau waktu pasti akan berlalu

bumi yang semakin kotor adalah duka
bumi yang semakin rusak adalah bencana
telah hilang keadilan dari atas bumi
telah hilang kesejahteraan dari atas bumi

jerit darah dan keringat yang membasahi bumi
ditelan oleh ketidak adilan dan hilangnya kesejahteraan
semua mahluk hidup di bumi hidup menderita
sayup terdengar oleh ibu pertiwi

ibu pertiwi, ibu bumi, ibu lemah cai
dimanakah engkau gerangan berada
bukalah pintu keadilan dan kesejahteraan
agar semua mahluk di bumi hdup berbahagia


papa

papa... ajaklah aku bersamamu
tidakkah kau melihat aku menangis
hidup sebatang kara di dunia yang kejam
dan tak seorangpun meninginkanku

papa.... ajaklah aku bersamamu
agar airmata ini tak tumpah lagi
bahagiaku saat hidup bersamamu
bermanja bahagia, tenang dan damai

papa.... ajaklah aku bersamamu
badan ini telah lelah mengalahkan sang waktu
melalui hari-hari yang membosankan
berjalan di atas sang  waktu yang pasti berlalu

papa... ajaklah aku bersamamu
di tempatmu yang abadi
biarlah raga ini kembali kepangkuan ibu pertiwi
ajaklah segera ke tempatmu berada



Thursday, November 2, 2017

Sumedang

Sumedang Larang yang sedang meradang
setelah gunung dihancurkan dan pohon ditebang
sama dengan bunyi terompet dan genderang
menang dan siap maju untuk berperang

saat tiba di Lampung di Tanjung Karang
hati betapa di Gunung Terang
Sekarang semuanya telah menantang
tak akan mundur selangkahpun untuk berperang

saat Sumedang arang telah terlarang
matahari masih bersinar dengan terang benderang
kepada Ibu Bumi yang segera datang menjelang
bangkit dan serentak siap berperang

bumi bergetar tapak kaki menantang
menanti siapa yang akan segera datang
walau yang  pasti tak pernah di undang
tapi janganlah jadi penghalang