hening dalam sepinya malam, merenung
manusia serakah yang tidak penah kenyang
sawah, gunung dan hutan telah habis di tebang
menguburkan cerita indahnya nusantaRa
tanah tempat manusia berpijak dengan tenang
telah porak poranda oleh ketidak adilan
si miskin hanya dapat menggarap tanah sewa
menyambung hidup hanya sekedar kenyang
tanah yang terkoyak memanggil api langit
tanah yang terkoyak memanggil angin
tanah yang terkoyak memanggil air
tanah air, api dan angin dengungkan angkara
gempa dan longsor geliat tanag di bumi
badai dan topan tarian angin kencang
api dari langit menhanguskan segalanya
banjir dan banjir di setiap sudut dunia
adakah kesadaran manusia untuk bertobat
sedikit waktu lagi bumi akan terkoyak
bumi baru berwarna hijau dan biru
tetesan darah di bumi segera di bersihkan
manusia serakah yang tidak penah kenyang
sawah, gunung dan hutan telah habis di tebang
menguburkan cerita indahnya nusantaRa
tanah tempat manusia berpijak dengan tenang
telah porak poranda oleh ketidak adilan
si miskin hanya dapat menggarap tanah sewa
menyambung hidup hanya sekedar kenyang
tanah yang terkoyak memanggil api langit
tanah yang terkoyak memanggil angin
tanah yang terkoyak memanggil air
tanah air, api dan angin dengungkan angkara
gempa dan longsor geliat tanag di bumi
badai dan topan tarian angin kencang
api dari langit menhanguskan segalanya
banjir dan banjir di setiap sudut dunia
adakah kesadaran manusia untuk bertobat
sedikit waktu lagi bumi akan terkoyak
bumi baru berwarna hijau dan biru
tetesan darah di bumi segera di bersihkan