Tuesday, September 4, 2012

penantian

Ku hitung hari -hariku
Dalam sepi nya dunia
Kala kau tinggalkanku

Kuhitung hari-hariku
Bila tiba saat nya
Kau datang menjemputku

Kuhitung hari-hariku
Saat penantian panjang
Karna kau tinggalkan aku

Kuhiting hari-hariku
Jemputlah aku segera
Ku tak sanggup hidup tanpamu

JEMPUT

Jemputlah aku segera
Di waktu yang t'lah lama ku nanti
Saat kau tinggalkan ku sendiri
Kau pergi dan tak kembali

Ku tahu kau selalu ada
Menemani aku dalam tiada
Menjaga ku untuk selalu terjaga
Karna kasih yang engkau miliki

Jemputlah aku segera
Jangan biarkan siapapun menyentuhku
Jangan biarkan aku menangis
Jangan biarkan aku sendiri

Semua telah kutata
Anak kita t'lah berangkat dewasa
Cukup sudah kumenemani
Sekarang saat kau menjemputku



BERTAHAN

Dengan langkah gontai kusambut mentari pagi
Kucari hangatnya  sinar matahari
Agar cairkan hati yang beku lidah yang kelu
Dengan harapan yang telah berlalu

Merangkak bangun tertatih
Hadapi hidup yang pedih
Ingin ku usir perasaan sedih
Dengan hati yang telah lelah

Tuhan, terangilah hidupku
Oleh sinar wajah kudusMU
Aku yang tak sanggup lagi
Hadapi hidup seperti ini

Dengan hati yang lelah aku bangun
Berdiri tegak dengan pedang terhunus
Ku hadapi  jalan hidupku
Walau harapan semakin pupus




HARAPAN

Harapan telah terhempas
Gagal dan gagal lagi
Bagaimana aku dapat meniti
Hadapi gagal dan gagal lagi

Airmata darah tertumpah dalam tangis
Bukakanlah pintu hidupku
Aku berjuang demi anakku
Tak sanggup ku lihat anakku menangis

Badai mengurung hidup dalam duka
Hancurkan hidup porak poranda
Walau harus ku bayar dengan nyawa
Kubertaruh dengan segala daya

Kuangkat pedang terhunus
Perjuangan belum berakhir
Hingga hidup di ujung nafas
Di saat hidupku berakhir

GAGAL

Tertatih di jalan sepi
Gagal dan gagal lagi
Ku ingin segera pergi
Tinggal kan dunia ini

Gagal dan gagal lagi
Duka yang tak mau pergi
Menemani hari-hari sepi
Kapan kah waktu nya lagi

Ku ingin segera pergi
Bila semua nya usai
Agar dapat ku nikmati
Indah nya dunia yang ramai

Tinggalkan dunia ini
Bila tugas t'lah usai
Kuharap segera sampai
Pada waktu yang ku nanti




Sunday, September 2, 2012

KOTOR

Jangan biarkan lambaian menjadi badai
Karena  keserakahan yang kotor
Di bumi yang ternoda oleh koruptor
Dalam isak tangis ibu pertiwi

Rakyat gelisah oleh palang
Tak ada lagi tempat berpijak
Sawah ladang penuh ilalang
Terpampang nama perampok

Rakyat menangis air matakan darah
Telah hilang harta atas tanah air
Tak ada lagi yang dapat di garap
Bumi pertiwi tergadai sudah

Sadarkah atas keserakahan yang keji
Atas darah yang tertumpah di bumi pertiwi
Telah membunuh rakyat tak bersalah
Yang terus berjuang tanpa lelah

MERAH PUTIH


Hormat kepada SANG SAKA MERAH PUTIH
Merahmu jiwa rakyat pertiwi
Putihmu hati pemimpin bangsa
Tercapailah rakyat makmur dan sentausa


Hormat kepada SANG SAKA MERAH PUTIH
Kilau gemerlap emas berlian di bumi mu
T'lah membutakan mata pemimpin bangsa
Hitamnya hati, menodai warna putihmu


Hormat kepada SANG SAKA MERAH PUTIH
Berkibar di bumi pertiwi  dengan gagah
Di bumi yang kaya penuh anugrah
Mengapa rakyat hidup gelisah

Hormat kepada SANG SAKA MERAH PUTIH
Tertancap di bumi pertiwi yang kaya raya nan indah
Merah oleh darah nyawa rakyat yang tak bersalah
Korban ambisi dan serakah


Hormat kepada SANG SAKA MERAH PUTIH
Merah oleh  gelora hidup dalam darah
Kembalikanlah kilau cahaya putihmu
Agar jayalah INDONESIAku




Saturday, September 1, 2012

SEPI


Alam diam membisu, sunyi
Ranting kering tertancap menyendiri
Menemani hari-hari ku yang sepi
Terpatri pada kerinduan hati
  Sinar mentari tak sanggup  menyusup
  Tebalnya hati berkabut rindu
  Tak terucap kata , semua nya kelu
  Hati menjerit ‘ku tak sanggup
Kutanya angin mengapa semua ini terjadi
Belum tunai kah tugas ku mengembara
Meniti hidup di dunia fana
Jalankan tugas tanpa hati
  Aku  ingin pergi segera
  Kutanya  bilakah waktuku
  Hati menangis pilu
  Hidup berteman duka